Oleh : Novi Rakhmawati
A. Pengertian Unsur Kesejarahan Puisi
Unsur-unsur kesejarahan suatu puisi merupakan unsur-unsur yang bersangkutan atau melatarbelakangi lahirnya suatu puisi. Unsur-unsur tersebut dapat berupa peristiwa-peristiwa kesejarahan, kehidupan pengarang beserta segala pemikirannya, serta perkembangan dan pandangan suatu zaman terhadap karya sastra, termasuk didalamnya puisi.
Pemahaman unsur-unsur kesejarahan puisi sangatlah penting, terutama untuk mengetahui sejarah dibuatnya puisi tersebut.
Adapun cara memahami puisi dengan pedekatan pemahaman unsur-unsur kesejarahan suatu puisi disebut pendekatan historis.
B. Hubungan Antara Peristiwa Kesejarahan Dengan Gagasan Dalam Suatu Puisi
Salah satu jalan mengapresiasi puisi adalah dengan cara memahami peristiwa-peristiwa kesejarahan yang melatarbelakanginya. Hal ini dimaksudkan agar pengapresiasian puisi dapat lebih mendalam dan sesuai dengan gagasan atau maksud penulisan puisi tersebut oleh sang penulis.
Peristiwa kesejarahan dengan gagasan yang terdapat suatu puisi memiliki hubungan timbal balik. Dengan kata lain, puisi dapat mengambil gagasan atau pokok pikiran tentang masalah kehidupan suatu negara, suatu bangsa, dan masalah politik pada suatu masa tertentu. Sedangkan disisi lain, puisi mampu menggambarkan kembali peristiwa tersebut serta mampu mengabadikannya untuk masa kemudian.
Hubungan peristiwa kesejarahan dengan puisi tidak terbatas pada aspek makna yang dikandungnya saja, tetapi juga kata atau simbol-simbol yang digunakannya. Sebagai contoh kata-kata seperti kaum durna, jaket kuning, ganyang palu arit, para tirani, baru dapat dipahami bila kita menghubungkannya dengan peristiwa tahun 1966. Peristiwa kesejarahan disini terbatas pada masalah kenegaraan, kebangsaan, juga masalah sosial politik saja.
Terdapat langkah-langkah yang harus dilalui didalam memahami unsur kesejarahan puisi, diantaranya :
- Memahami tahun, tanggal, atau bulan pembuatan puisi
- Peristiwa apa yang terjadi pada tahun itu ?
- Memahami peranan penyair dalam tahun itu
- Membaca puisi secara keseluruhan
- Menghubungkan peristiwa kesejarahan tersebut dengan gagasan dalam puisi
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi
(“Karangan Bunga” Taufik Ismail)
Puisi tersebut sulit dipahami jika hanya diteliti unsur interistiknya saya, jika kita melihat dari sisi historisnya, ternyata puisi tersebut ditulis sekitar tahun 1966, ketika terjadinya perjuangan orde baru yang mengusung Tritura atau tiga tuntutan rakyat. Pelopor masa orde baru ini adalah para mahasiswa UI yang berkampus di Salemba. Pada saat itu banyak pula korban dari pihak mahasiswa yang tertembak saat memperjuangkan Tritura tersebut.
Disini dapat kita lihat bahwa Taufik Islmail menulis Puisi “Karangan bunga” dengan mengambil gagasan dari peristiwa. Selain itu disisi lain puisi Taufik Ismail ini mengabadikan kejadian tersebut, sehingga kita dan generasi berikutnya dapat mengetahui tentang peristiwa tersebut.
Adapun hubungan kata-kata dan symbol-simbol yang digunakan Taufik Ismail terhadap peristiwa kesejarahan dapat kita lihat pada kata tiga anak kecil yang merupakan tiga tuntutan rakyat yang sedang diperjuangkan saat itu. Salemba merupakan markas mahasiswa UI. Lalu kata-kata waktu sore mengandung arti bahwa sore hari dapat juga menjadi lambang berakhirnya sesuatu, yaitu orde lama.